Namun, tidak satu ayatpun yang berasal dari Allah, para nabi, orang-orang suci dan Yesus sendiri yang menyebut bahwa dosa warisan memang ada sebagai akibat dosa Adam. Adam memang telah berbuat dosa, tetapi dosa itu ditanggung anak keturunannya tidak berdasar sama sekali kecuali hanya menduga-duga saja.
Ajaran dosa warisan baru ada setelah Yesus tidak ada lagi di bumi, dosa warisan baru dikenalkan beberapa tahun oleh orang yang mengaku-aku mendapat mandat dari Yesus, padahal tidak ada satu mukjizatpun sebagai penjamin bahwa orang tersebut adalah penerima mandat ajaran Allah dan Yesus, padahal sejak awal hingga zaman nabi Muhammad, setiap rasul Allah pasti mempunyai mukjizat untuk membuktikan bahwa segala ajarannya bersumber dari Allah. Seperti Yesus yang dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit yang tidak bisa disembuhkan seperti kebutaan dan dapat menghidupkan orang mati sebagai bukti Yesus utusan Allah, sehingga umatnya layak untuk mempercayainya, sementara orang yang mengajarkan dosa warisan yaitu PAULUS, sama sekali tidak mempunyai mukjizat, padahal ajaran DOSA WARISAN sama sekali baru yang tidak pernah diajarkan sebelumnya, sudah semestinya ada kemukjizatan pada diri Paulus untuk mendukung ajarannya bahwa semua berasal dari Allah.
Dosa warisan hanyalah mengikuti ajaran PAULUS yang dahulu bernama SAULUS yang selalu mengejar-ngejar murid-murid Yesus dan membunuhnya, kemudian mengaku bertaubat karena ditemui Yesus untuk mengemban tugas dari-nya, Dosa warisan hanyalah penafsiran yang dilatarbelakangi peristiwa jatuhnya Adam ke dalam dosa yang ditafsirkan dosa tersebut ditanggung juga oleh anak keturunannya.
Kemustahilan Dosa Warisan
Kemustahilan Pertama adalah, dalam doktrin dosa warisan, manusia sejak lahirnya telah menanggung dosa asal yang diperbuat oleh Adam as. padahal seorang manusia yang baru lahir tidak tahu-menahu tantang perbuatan Adam dan tidak ikut merasakan kenikmatan perbuatan dosa Adam, dan belum pernah berbuat dosa sedikitpun, mungkinkah Allah mengajarkan dosa warisan sementara Allah dalam Bible telah mengajarkan tidak ada dosa warisan :
Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati. Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya dan ayah tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya. Orang benar akan menerima berkat kebenarannya, dan kefasikan orang fasik akan tertanggung atasnya. Yehezkiel 18:20
Kemustahilan kedua, doktrin dosa warisan menjadikan Allah sebagai Allah yang tidak teliti dalam berencana sehingga gagal merencanakan Adam dan Hawa hidup kekal di Taman Eden, dan doktrin tersebut secara tidak langsung menyatakan Allah telah kalah dengan Iblis sehingga rencananya gagal. Kemustahilan kedua ini menunjukkan bahwa doktrin dosa warisan hanyalah karangan manusia yang salah menafsirkan sebuah kisah.
Kemustahilan ketiga, menurut doktrin dosa warisan, selama dosa itu belum ditebus, maka anak keturunan Adam tidak akan dapat mencapai kekekalan seperti rencana Allah mula-mula, yaitu yang semula direncanakan kekal dalam taman Eden menjadi ?lahir-besar-mati dan tidak hidup kembali untuk selama-lamanya, artinya binasa begitu saja menjadi tanah.
Menurut doktrin dosa warisan tersebut, orang-orang yang hidup sebelum Yesus menebus dosa warisan, akan mati binasa dan tidak berhak masuk ke sorga, seperti nabi Nuh, Ibrahim, Ishak, Musa dan orang-orang suci lainnya, padahal perjuangan dan pengorbanan mereka sangatlah besar untuk menegakkan agama Tauhid, anehnya, mereka sama sekali tidak berhak masuk ke dalam sorga, nasib mereka sama dengan nasib para perampok, pezinah, pencuri, Fir?aun dan orang-orang berdosa dan jahat lainnya juga sama dengan nasib semua hewan yang pernah hidup di bumi ini yaitu binasa begitu saja dan tidak berhak masuk sorga.
Gelar suci, mulia dan diberkati tidak ada artinya bagi orang-orang suci dan nabi-nabi suci, karena mereka bernasib sama dengan orang-orang yang mendapat gelar jahat, pezinah, koruptor, fir?aun, terkutuk dan lain-lain bahkan sama dengan nasib hewan yang bergelar menjijikkan, buas, beracun, bunglon yaitu semua gelar tersebut sama-sama tidak mendapatkan balasan, sungguh beruntung orang yang telah bergelimang dosa dan puas dalam hidup ini dan sungguh bodoh orang-orang sholeh yang telah mengorbankan hidupnya demi agama tauhid, untuk apa jiwa dan raga dikorbankan dan diperjuangkan demi Agama Allah kalau semua berakhir sama dengan para pembangkang.
Sementara itu, masih menurut doktrin dosa warisan, walaupun dia seorang pelacur, perampok, pemalas, koruptor asal mati mengimani akan adanya dosa warisan dan adanya penebusan dosa oleh Yesus, maka dia berkesempat-an masuk ke dalam sorga, mereka lebih mulia daripada nabi Nuh, Ibrahim, Musa, Harun dan orang-orang suci lainnya.
Tentu saja doktrin semacam ini, menempatkan Allah yang mengatur alam dan segala kehidup-an manusia sebagai Allah yang tidak adil, karena orang-orang suci sebelum Yesus seperti Nuh, Ibrahim, Musa dan lain-lain diberikan nasib yang sama dengan Fir?aun, pelacur, perampok dan hewan, sementara orang-orang setelah Yesus diberi kesempatan mendapatkan kemuliaan di sorga walaupun perjuangan dan pengorbanannya tak sebanding dengan para nabi-nabi sebelum Yesus.
Tentu saja, dengan doktrin dosa warisan, mau tidak mau harus menyatakan Allah telah berbuat dzalim dan tidak adil, padahal Allah Maha Adil dan Maha Pengasih, maka mustahil ajaran Dosa Warisan berasal dari Allah SWT.
Bila mustahil dosa warisan berasal dari ajaran Allah, padahal doktrin dosa warisan itu ada, salahkah bila kita menyimpulkan bahwa dosa warisan hanyalah karangan manusia yang berasal dari kesalahan tafsir atas kisah jatuhnya Adam-Hawa ke dalam dosa. ? (al-islahonline)
oleh Menjawab Berbagai Fitnah FaithFreedom pada 25 November 2010 pukul 8:52
Tidak ada komentar:
Posting Komentar