Matius 15:8 "Bangsa ini memuliakan ku dg bibirnya, padahal hatinya jauh dari padaku"
Matius 15:9 "Percuma mereka beribadah kepadaku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia"
SEJARAH NATAL
Kata natal berasal dari bahasa Latin yang berarti lahir. Secara istilah Natal berarti upacara yang dilakukan oleh orang Kristen untuk memperingati hari kelahiran Isa Al Masih - yang mereka sebut Tuhan Yesus.
Peringatan Natal baru tercetus antara tahun 325 - 354 oleh Paus Liberius, yang ditetapkan tanggal 25 Desember, sekaligus menjadi momentum penyembahan Dewa Matahari, yang kadang juga diperingati pada tanggal 6 Januari, 18 Oktober, 28 April atau 18 Mei. Oleh Kaisar Konstantin, tanggal 25 Desember tersebut akhirnya disahkan sebagai kelahiran Yesus (Natal).
Kelahiran Yesus Menurut Bibel
Untuk menyibak tabir Natal pada tanggal 25 Desember yang diyakini sebagai Hari Kelahiran Yesus, marilah kita simak apa yang diberitakan oleh Bibel tentang kelahiran Yesus sebagaimana dalam Lukas 2:1:8 dan Matius 2:1, 10, 11 (Markus dan Yohanes tidak menuliskan kisah kelahiran Yesus).Lukas 2:1-8: Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia. Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria. Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri, masing-masing di kotanya sendiri. Demikian juga Yusuf pergi dan kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud-supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, tunangannya yang sedang mengandung.
Ketika mereka disitu tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya didalam palungan, karena tidak ada tempat yang bagi mereka di rumah penginapan. Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam.
Jadi, menurut Bibel, Yesus lahir pada masa kekuasaan Kaisar Agustus yang saat itu sedang melaksanakan sensus penduduk (7M=579 Romawi). Yusuf, tunangan Maryam Ibu Yesus berasal dari Betlehem, maka mereka bertugas ke sana, dan lahirlah Yesus Betlehem, anak sulung Maria. Maria membungkusnya dengan kain lampin dan membaringkannya dalam palungan (tempat makanan sapi, domba yang terbuat dari kayu). Peristiwa itu terjadi pada malam hari dimana gembala sedang menjaga kawanan ternak mereka di padang rumput.
Menurut Matius 2:1, 10, 11: Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman Herodus, datanglah orang-orang Majus dari Timur ke Yerusalem. Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersuka citalah mereka. Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat anak itu bersama Maria, ibunya.
Jadi menurut Matius, Yesus lahir dalam masa pemerintahan raja Herodus yang disebut Herodus Agung yang memerintahkan tahun 37SM - 4M (749 Romawi), ditandai dengan bintang-bintang yang terlihat oleh orang-orang Majusi dari Timur.
Cukup jelas pertentangan kedua Injil tersebut (Lukas 2:1-8 dan Matius 2:1, 10, 11) dalam menjelaskan kelahiran Yesus. Namun begitu keduanya menolak kelahiran Yesus tanggal 25 Desember. Penggambaran kelahiran yang ditandai dengan bintang-bintang di langit dan gembala yang sedang menjaga kawanan domba yang dilepas bebas di padang rumput beratapkan langit dengan bintang-bintangnya yang gemerlapan, menunjukkan kondisi musim panas sehingga gembala berdiam di padang rumput dengan domba-domba mereka pada malam hari untuk menghindari sengatan matahari. Sebab jelas 25 Desember adalah musim dingin. Sedang suhu udara di kawasan Palestina pada bulan Desember itu sangat rendah sehingga salju merupakan hal tidak mustahil.
Bagi yang memiliki wawasan luas, hati terbuka dan lapang dalam mencari kebenaran, kitab suci Al Qur'an telah memberikan jawaban tentang kelahiran Yesus (Isa alaihissalam).
"Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (Maryam) bersandar pada pangkal pohon kurma, ia berkata: "Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi sesuatu yang tidak berarti, lagi dilupakan". Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah: "Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai dibawahmu (untuk minum). Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu". (Surat Maryam: 23-25).
Jadi menurut Al Qur'an, Yesus dilahirkan pada musim panas disaat pohon-pohon kurma berbuah dengan lebatnya. Untuk itu perlu kita cermati pendapat sarjana Kristen Dr. Arthus S. Peak, dalam Commentary on the Bible - seperti dikutip buku Bible dalam Timbangan oleh Soleh A. Nahdi (hal 23) : Yesus lahir dalam bulan Elul (bulan Yahudi), bersamaan dengan bulan: Agustus - September.
Sementara itu Uskup Barns dalam Rise of Christianity - seperti juga dikutip oleh Soleh A. Nahdi berpendapat sebagai berikut:
There is, moreover, no authority for the belief than December 25 was the actual birthday of Jesus. If we can give any credence to the bith-story of Luke, with the shepherds keeping watch by night in the fields near Bethlehem, the birth of Jesus did not take place in winter, when the night temperature is so law in the hill country of judea that snow is not uncommon. After much argument our christmas day seems to have been accepted about A.D. 3000.
(Kepercayaan, bahwa 25 Desember adalah hari lahir Yesus yang pasti tidak ada buktinya. Kalau kita percaya cerita Lukas tentang hari lahir itu dimana gembala-gembala waktu malam menjaga di padang di dekat Behtlehem, maka hari lahir Yesus tentu tidak di musim dingin di saat suhu di negeri pengunungan Yudea amat rendah sekali sehingga salju merupakan hal yang tidak mustahil. Setelah terjadi banyak perbantahan tampaknya hari lahir tersebut diterima penetapannya kira-kira tahun 200 Masehi).
Tahun Kelahiran Yesus
Umat Kristen beranggapan bahwa Yesus dilahirkan pada tahun I, karena penanggalan Masehi yang dirancang oleh Dionysius justru dibuat dan disesuaikan dengan tahun kelahiran Yesus. Namun Injil Lukas 2:1 (sudah dikutip sebelumnya) menyatakan Yesus lahir dalam masa pemerintahan Kaisar Agustus, jadi antara tahun 27 Sebelum Masehi - 14 Sesudah Masehi. Sedangkan Matius 2:1 (juga telah dikutip) menyatakan Yesus lahir dalam masa pemerintahan raja Herodes Agung: tahun 37 Sebelum Masehi - 4 sesudah Masehi.
Ternyata antara pemahaman yang beredar di kalangan umat Kristen tentang kelahiran Yesus dengan berita yang disampaikan oleh Injil, Lukas maupun Matius, tidaklah menunjukkan suatu kepastian, sehingga ilmuwan-ilmuwan mereka ada yang menyatakan Yesus lahir tahun 8 Sebelum Masehi, tahun 6 Sebelum Masehi, tahun 4 sesudah masehi. Antara lain kita kutip buku tulisan rev. Dr. Charles Franciss Petter, MA., B.D., S.T.M. yang berjudul The Lost Years of Jesus Revealed hal 119 sebagai berikut:
In the nineteehnt century, when it became evident and was finally admitted that Herod died in the year 4 B.C. and it was recalled that, according to story in Matthew's Gospel (2:16), King Herod, in order to eliminate little Jesus as a possible "King of the Jews", had ordered all infants of two years old and under to be killed, the birth-date of Jesus 0bviously had to be moved back to 4 B at least. Today, scholars prefer 5 to 6 B as the date best accomodating the indonsistent and even cont5radictory traditions, legens, and gospels, although some historians push the date back to 8 and 10 b.C. The problem of the correct dating of Jesus' birth, life, and death has now been raised again (due to several statemensin these Essence Scrolls) along with the related question on the deity.
(Pada abad ke-19 setelah terbukti dan akhirnya diajui bahwa Herodes telah mati 4 tahun sebelum masehi dan setelah ditetapkan, bahwa menurut cerita Matius (2:16) raja Herodes memerintahkan pembunuhan kanak-kanak umur/dibawah umur dua tahun untuk membinasakan Yesus yang masih bayi yang katanya bakal jadi raja orang-orang Yahudi, maka jelaslah tanggal lahir Yesus harus digeser ke belakang, paling sedikit 4 tahun sebelum masehi. Masa kini para sarjana lebih condong menggeserkan tanggal lahirnya Yesus itu 5 sampai 6 tahun ke belakang tahun Masehi. Kesulitan menentukan tanggal kelahiran Yesus, kehidupannya dan kematiannya terpaksa ditimbulkan kembali karena adanya keterangan-keterangan yang banyak terdapat dalam gulungan-gulungan Essene (yang terdapat di gua Qamran) malah soal-soal yang berhubungan dengan ketuhanannya juga harus dibangkitkan kembali).
Jadi sampai hari inipun tidak ada kejelasan tahun berapa Yesus dilahirkan.
Asal usul Perayaan Natal 25 Desember
Perintah untuk menyelenggarakan peringatan Natal tidak ada dalam Bibel dan Yesus tidak pernah memberikan contoh ataupun memerintahkan pada muridnya untuk menyelenggarakan peringatan kelahirannya.Perayaan Natal baru masuk dalam ajaran Kristen Katolik pada abad ke 4 M. Dan peringatan inipun berasal dari upacara adat masyarakat penyembah berhala. Dimana kita ketahui bahwa abad ke-1 sampai abad ke-4 M dunia masih dikuasai oleh imperium romawi yang paganis politheisme.
Ketika Konstantin dan rakyat Romawi menjadi penganut agama Katholik, mereka tidak mampu meninggalkan adat/budaya pagannya, apalagi terhadap pesta rakyat untuk memperingati hari Sunday (sun = matahari; day = hari) yaitu kelahiran Dewa Matahari tanggal 25 Desember.
Maka supaya agama Katholik bisa diterima dalam kehidupan masyarakat Romawi diadakanlah sinkretisme (perpaduan agama-budaya/penyembahan berhala), dengan cara menyatukan perayaan kelahiran Sun of God (Dewa Matahari) dengan kelahiran Son of God (Anak Tuhan = Yesus).
Maka pada konsili tahun 325, Konstantin memutuskan dan menetapkan tanggal 25 Desember sebagai hari kelahiran Yesus. Juga diputuskan: Pertama, hari Minggu (Sunday=hari matahari) dijadikan pengganti hari Sabat yang menurut hitungan jatuh pada Sabtu. Kedua, lambang dewa matahari yaitu sinar yang bersilang dijadikan lambang Kristen. Ketiga, membuat patung-patung Yesus, untuk menggantikan patung Dewa Matahari.
Sesudah Kaisar Konstantin memeluk agama Katolik pada abad ke-4 Masehi, maka rakyat pun beramai-ramai ikut memeluk agama Katholik. Inilah prestasi gemilang hasil proses sinkretisme Kristen oleh Kaisar Konstantin dengan agama paganisme politheisme nenek moyang.
Demikian asal-usul Christmas atau Natal yang dilestarikan oleh orang-orang Kristen di seluruh dunia sampai sekarang.
Darimana kepercayaan paganis politheisme mendapat ajaran tentang Dewa Matahari yang diperingati tanggal 25 Desember?
Mari kita telusuri melalui Bibel maupun sejarah kepercayaan paganis yang dianut oleh bangsa Babilonia kuni di dalam kekuasaan raja Nimrod (Namrud).
H.W. Armstrong dalam bukunya The Plain Truth About Christmas, Worldwide Church of God, California USA, 1994, menjelaskan:
Namrud cucu Ham. Anak nabi Nuh adalah pendiri sistem kehidupan masyarakat Babilonia kuno. Nama Nirod dalam bahasa Hebrew (Ibrani) berasal dari kota "Marad" yang artinya: "Dia membangkang atau Murtad" antara lain dengan keberaniannya mengawini ibu kandungnya sendiri bernama "Semiramis".
Namun usia Namrud tidak sepanjang ibu sekaligus istrinya. Maka setelah Namrud mati Semiramis menyebarkan ajaran, bahwa roh Namrud tetap hidup selamanya, walaupun jasadnya telah mati. Maka dibuatlah olehnya perumpamaan pohon "Evergreen" yang tumbuh dari sebatang kayu mati.
Maka untuk memperingati kelahirannya dinyatakan bahwa Namrud selalu hadir di pohon Evergreen dan meninggalkan bingkisan yang digantungkan di ranting-ranting pohon itu. Sedangkan kelahiran Namrud dinyatakan tanggal 25 Desember. Inilah asal-usul pohon Natal.
Lebih lanjut Semiramis dianggap sebagai "Ratu Langit" oleh rakyat Babilonia, kemudian Namrud dipuja sebagai "anak suci dari surga".
Putaran zaman menyatakan bahwa penyembah berhala versi Babilonia ini berubah menjadi "Mesiah palsu", berupa dewa "Ba-al" anak dewa matahari dengan obyek penyembahan "Ibu dan Anak" (Semiramis dan Namrud) yang lahir kembali. Ajaran tersebut menjalar ke negara lain: Di Mesir berupa "Isis dan Osiris", di Asia bernama "Cybele dan Deoius", di Roma disebut "Fortuna dan Yupiter". Bahkan di Yunani, "Kwan Im" di Cina, Jepang, dan Tibet, India, Persia, Afrika, Eropa, dan Meksiko juga ditemukan adat pemujaan terhadap dewa "Madonna" dan lain-lain.
Dewa-dewa berikut dimitoskan lahir pada tanggal 25 Desember, dilahirkan oleh gadis perawan (tanpa bapak), mengalami kematian (salib) dan dipercaya sebagai Juru Selamat (Penebus Dosa).
1. Dewa Mithras (Mitra) di Iran, yang juga diyakini dilahirkan dalam sebuah gua dan mempunyai 12 orang murid. Dia juga disebut sebagai Sang Penyelamat, karena ia pun mengalami kematian, dan dikuburkan, tapi bangkit kembali. Kepercayaan ini menjalar hingga Eropa. Konstantin termasuk salah seorang pengagum sekaligus penganut kepercayaan ini.
2. Apollo, yang terkenal memiliki 12 jasa dan menguasai 12 bintang/planet.
3. Hercules yang terkenal sebagai pahlawan perang tak tertandingi.
4. Ba-al yang disembah orang-orang Israel adalah dewa penduduk asli tanah Kanaan yang terkenal juga sebagai dewa kesuburan.
5. Dewa Ra, sembahan orang-orang Mesir Kuno; kepercayaan ini menyebar hingga ke Romawi dan diperingati secara besar-besar dan dijadikan sebagai pesta rakyat.
Demikian juga Serapsis, Attis, Isis, Horus,Adonis, Bacchus, Krisna, Osiris, Syamas, Kybele dan lain-lain. Selain itu ada lagi tokoh/pahlawan pada suatu bangsa yang oleh mereka diyakini dilahirkan oleh perawan, antara lain Zrates (Bangsa Persia) dan Fo Hi (Bangsa Cina). Demikian pula pahlawan-pahlawan Helenisme: Agis, Celomenes, Eunus, Solulus, Aristonicus, Tibarius, Grocesus, Yupiter, Minersa, Easter.
Jadi, konsep bahwa Tuhan itu dilahirkan seorang perawan pada tanggal 25 Desember, disalib/dibunuh kemudian dibangkitkan, sudah ada sejak zaman purba.
Konsep/ dogma agama bahwa yesus adalah anak Tuhan dan bahwa Tuhan mempunyai tiga pribadi, dengan sangat mudahnya diterima oleh kalangan masyarakat Romawi karena mereka telah memiliki konsep itu sebelumnya. Mereka tinggal mengubah nama-nama dewa menjadi Yesus. Maka dengan jujur Paulus mengakui bahwa dogma-dogma tersebut hanyalah kebohongan yang sengaja dibuatnya. Katanya kepada jemaat di Roma.
Roma 3:7 Tetapi jika kebesaran Allah oleh dustaku semakin melimpah bagi kemuliannya, mengapa aku masih dihakimi lagi sebagai orang berdosa?
Mengenai kemungkinan terjadinya pendustaan itu. Yesus telah mensinyalir lewat pesannya:
Matius 24:4-5 Jawab Yesus kepada mereka: Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu! Sebab banyak orang akan datang dengan memakai namaku dan berkata Akulah Mesias, dan mereka akan menyesatkan banyak orang?
Pandangan Bibel Tentang Upacara Natal
Untuk mengetahi pandangan Bibel tentang perayaan Natal yang diwarisi dari tradisi paganisme, baiklah kita telaah Yeremia 10:2-4:
"Beginilah firman Tuhan: "Janganlah biasakan dirimu dengan tingkah langkah bangsa-bangsa, janganlah gentar terhadap tanda-tanda di langit, sekalipun bangsa-bangsa gentar terhadapnya. Sebab yang disegani bangsa-bangsa adalah kesia-siaan. Bukankah berhala itu pohon kayu yang ditebang orang dari hutan, yang dikerjakan dengan pahat oleh tangan tukang kayu? Orang memperindahnya dengan emas dan perak, orang memperkuatnya dengan paku dan palu supaya jangan goyang."
Demikianlah pandangan Bibel tentang upacara Natal, yaitu melarang orang Kristen mengikuti kebiasaan bangsa-bangsa penyembah berhala.
Selanjutnya mari kita simak penjelasan dalam Yeremia 10:5: "Berhala itu sama seperti orang-orangan di kebun mentimun. Tidak dapat berbicara, orang harus mengangkatnya, sebab tidak dapat melangkah. Janganlah takut kepadanya, sebab berhala itu tidak dapat berbuat jahat, dan berbuat baik pun dia tidak dapat."
Sumber-sumber Kristen yang Menolak Natal
1. Catholic Encyclopedia, edisi 1911 tentang Chrismas:
"Natal bukanlah upacara gereja yang pertama; melainkan ia diyakini berasal dari Mesir, perayaan yang diselenggarakan oleh para penyembah berhala dan jatuh pada bulan Januari, kemudian dijadikan hari kelahiran Yesus."
Dalam buku yang sama, tentang "Natal Day" dinyatakan sebagai berikut:
"Di dalam kitab suci tidak ada seorangpun yang mengadakan upacara atau menyelenggarakan perayaan untuk merayakan hari kelahiran Yesus. Hanyalah orang-orang kafir saja (seperti Fir'aun dan Herodes) yang berpesta pora merayakan hari kelahirannya ke dunia ini."
2. Encyclopedia Britanica, edisi 1946 menyatakan:
"Natal bukanlah upacara gereja abad pertama, Yesus Kristus atau para muridnya tidak pernah menyelenggarakannya, dan Bible juga tidak pernah menganjurkannya. Upacara ini diambi oleh gereja dari kepercayaan kafir penyembah berhala."
3. Encyclopedia Americana, edisi tahun 1944, menyatakan:
"Menurut para ahli, pada abad-abad permulaan, Natal tidak pernah dirayakan oleh umat Kristen. Pada umumnya umat Kristen hanya merayakan hari kematian orang-orang terkemuka saja, dan tidak pernah merayakan hari kelahiran orang tersebut". (Perjamuan Suci, yang termaktub dalam kitab Perjanjian Baru hanyalah untuk mengenang kematian Yesus Kristus)
Perayaan Natal yang dianggap sebagai hari kelahiran Yesus, mulai diresmikan pada abad ke-4 M. Pada abad ke-5 M, Gereja Barat memerintahkan kepada umat Kristen untuk merayakan hari kelahiran Yesus, yang diambil dari hari pesta bangsa Roma yang merayakan hari "Kelahiran Dewa Matahari". Sebab tidak seorangpun mengetahui hari kelahiran Yesus."
Keterangan: Jika kita menerima keterangan Injil Lukas, maka Yesus dilahirkan pada tahun 2 Sebelum Masehi. Hal ini didasarkan pada keterangan Injil Lukas yang menempatkan pembaptisan Yesus pada tahun ke-15 pemerintahan Kaisar Roma Tiberius, dan saat Pontius Pilatus menjadi pejabat gubernur Yudaea (Lukas 3:1), dan bahwa Kaisar Tiberius menggantikan Kaisar Agustus pada tahun 14 Masehi, maka Yesus dibaptis oleh Yohanes Pembaptis pada tahun 29 Masehi, yakni ketika Yesus berumur kira-kira 30 tahun (Lukas 3:23). Ini berarti, Yesus dilahirkan pada tahun 2 Sebelum Masehi.
Natal pada bulan Desember untuk merayakan hari kelahiran Yesus sebenarnya adalah perayaan yang salah alamat, apalagi tanggal 25 Desember adalah hari lahirnya dewa matahari yaitu dewa yang diagungkan oleh para penyembah berhala/ pagan di kawasan Mediterania.
Natal adalah hasil adopsi (sinkretisasi) dari ritual keagamaan agama para pagan -penyembah berhala-. Perayaan Natal yang seperti sekarang ini adalah perayaan yang sama sekali tidak berasal dari ajaran Yesus, Yesus dan murid-muridnya sama sekali tidak pernah melakukannya, dalam kitab suci agama Kristen tidak satu ayatpun yang berbicara tentang perayaan Natal.
Biasanya dalam perayaan Natal ada pernak-pernik yang menghiasinya, di-antaranya : Pohon Natal (cemara), Cristmas Stockings, Mistletoe, Holly, Ivy & Greenry, The Candy Cane, Cristmas Cards dan Pointsettias, hampir semuanya dari perayaan Natal dan pernak-perniknya tidak bersumber dari ajaran Yesus, dan yang paling mencengangkan ada beberapa yang bersumber dari kebiasaan orang-orang musyrik dan yang lainnya dari mitos-mitos atau legenda-legenda belaka.
Mitos Dan Legenda Seputar Natal
Dalam kajian kali ini, kita akan mencoba mencari tahu tentang mitos-mitos atau legenda-legenda yang ada di seputar Natal, dengan maksud agar domba-domba yang merupakan para penyembah berhala mengetahuinya.
1. NATAL
Perkataan Natal sendiri berasal dari bahasa portugis yang artinya maulid, kelahiran, seperti dalam istilah Dies Natalis (Hari Kelahiran), sedang kata Christmas berasal dari kata Cristes maesse, frase dalam bhs Inggris yg berarti Mass of Christ (Misa Kristus). Kata Christmas sering disingkat menjadi Xmas. Sebab abjad "X" adalah abjad pertama dalam bahasa Yunani untuk nama Kristus (Yesus).
Natal adalah ritual keagamaan yang diadopsi dari ritual keagamaan para penyembah berhala di era Romawi. Natal sama sekali tidak pernah diajarkan dan dilakukan oleh Yesus serta murid-muridnya, Natal baru ada 500 tahun setelah masa dakwah Yesus.
2. POHON NATAL
Dari mana asal mula tradisi memasang pohon Natal? Kelihatannya tak seorang pun tahu dengan pasti siapa yang memulai tradisi tersebut untuk merayakan Natal, namun ada cukup banyak Legenda yang beredar di kalangan orang Kristen sendiri, di antaranya adalah:
Bangsa Mesir
Seperti layaknya perayaan Natal, pohon natal juga bila dirunut berasal dari salah satu budaya disana yang kemudian diadopsi oleh bangsa Roma, simbol tanda kemenangan hidup diatas kematian, perayaan bagi dewa Osiris
Pohon Natal dan Bangsa Roma
Pada jaman dahulu bangsa Romawi menggunakan pohon cemara untuk perayaan Saturnalia (perayaan bagi dewa Saturnus / dewa Agrikultur), mereka menghiasinya dengan hiasan-hiasan kecil dan topeng-topeng kecil, karena pada tanggal 25 Desember ini adalah hari kelahiran dewa matahari, Mithras, yang asal mulanya dari Dewa Matahari Iran yang kemudian dipuja di Roma. Perayaannya mengdopsi gaya mesir.
Kebiasaan Kaum Paganis Kuno di Inggris dan Jerman/Skandinavia
Legenda yang palilng mendekati adalah tradisi Kaum Druids di Inggris, berupa perayaan Soltice, juga perayaan Yule Log (Kayu/pohon Oak) kaum Pagans di Jerman, berupa kepercayaan bahwa tumbuhan hijau melambangkan keabadian hidup, maka Cemara, yang juga tumbuh di Musim dingin dipuja sebagai lambang keabadian dan mistletoe (lingkaran daun) dipasang di depan pintu sebagai simbol anti roh jahat. Pihak gereja skandinavia kemudian mengubah perayaan ini menjadi tradisi kristen degan menambah adegan drama natal.
Pengalaman "supranatural" St. Boniface
Menurut sebuah Legenda, ada seorang pendeta Inggris bernama St. Boniface yang memimpin beberapa gereja di Jerman dan Perancis. Suatu hari dalam perjalanannya dia bertemu dengan sekelompok orang yang akan mempersembahkan seorang anak kepada dewa Thor di sebuah pohon oak. Untuk menghentikan perbuatan jahat mereka, secara ajaib St. Boniface merobohkan pohon oak tsb dengan pukulan tangannya. Setelah kejadian yang menakjubkan tersebut di tempat pohon oak yang roboh tumbuhlah sebuah pohon cemara.
Martin Luther dan pohon cemaranya
Cerita lain mengisahkan kejadian saat Martin Luther, tokoh Reformasi Gereja, sedang berjalan-jalan di hutan pada suatu malam. Terkesan dengan keindahan gemerlap jutaan bintang di angkasa yang sinarnya menembus cabang-cabang pohon cemara di hutan, Martin Luther menebang sebuah pohon cemara kecil dan membawanya pulang pada keluarganya di rumah. Untuk menciptakan gemerlap bintang seperti yang dilihatnya di hutan, Martin Luther memasang lilin-lilin pada tiap cabang pohon cemara tersebut.
3. CHRISTMAS STOCKINGS
Berasal dari Legenda Sinterklas, tentang seorang miskin yang hendak menjual ke 3 anak perempuannya, st. Ni-cholas yang mengetahui hal tersebut lalu diam-diam datang dan memasukkan beberapa keping uang emas kedalam sebuah stocking milik salah satu anak gadis tersebut yang sedang dikeringkan dekat perapian.
4. MISTLETOE
Juga berasal dari tradisi kaum Druid, krena dipercaya mempunyai daya magis untuk kesehatan, kesuburan dan pengu-siran setan, Mistletoe merupakan simbol perdamaian dan kesehatan.
5. HOLLY, IVY & GREENERY
Juga berasal dari tradisi Druid, ditujukan untuk menambah semangat, baunya yang harum membuat semangat saat menantikan musim dingin, merupakan simbol anti setan (rasa dingin).
6. THE CANDY CANE
Salah Satu tradisi yang bukan dari tradisi bangsa lain adalah permen tongkat gembala, diambil dari kisah saat kelahiran kristus. Tapi tujuan sebenarnya dari ide pembuatan permen ini sebetulnya berasal dari seorang pemimpin Koor gereja sekitar abad 17. dan tujuan aslinya adalah ... agar anak-anak yang ikut kegereja disibukkan dengan permen yang lucu ini (dan tidak mengganggu jalannya misa (dan koor)). baru sekitar 1927, seorang imigran Belanda, August Imgard, membuatnya sebagai bagian dari hiasan pohon natalnya.
7. CHRISTMAS CARDS
Bertukar kartu, memang sudah menjadi bagian umum dari natal (dan lain lainnya). berasal dari Inggris tahun 1843, oleh Sir Henry Cole, seorang direktur museum. Karena kesibukkannya, ia meminta seorang pelukis, John Calcott Horsley, untuk membuat sebuah pesan bergambar, yang akan ia tanda tangani dan akan dikirimkan ke teman-temannya.
8. POINSETTIAS
Adalah nama dari sebuah tumbuhan Mexico, diambil dari nama Joel R. Poinsett, duta besar Amerika yang membawa tanaman tersebut tahun 1828. tapi tumbuhan ini berasal dari Legenda mexico.
Demikianlah sedikit informasi yang telah kita telusuri jejaknya tentang Natal dan pernak-perniknya, ternyata semuanya itu sebagian berasal dari perayaan orang-orang musyrik, mencontoh kebiasaan seseorang, mitos dan legenda belaka, hanya satu yang diaku-aku berasal dari tradisi Kristen sendiri yaitu The Candy Cane atau permen tongkat gembala.
Namun tradisi permen tongkat gembala tidak pernah dilakukan oleh Yesus atau murid-muridnya, pengakuan tersebut hanya karena kata tongkat gembala yang memang ada dalam Bible, tetapi hal itu tidak berkaitan sama sekali.
Semestinya orang-orang Kristen mengkritisi ritual-ritual semacam itu yang notabene bukan ajaran Yesus padahal mereka mengaku sebagai pengikut Yesus, karena dalam Bible ada ancaman bagi mereka :
Markus 7:9 Yesus berkata pula kepada mereka: "Sungguh pandai kamu mengesampingkan perintah Allah, supaya kamu dapat memelihara adat istiadatmu sendiri"
Matius 15:8 "Bangsa ini memuliakan ku dg bibirnya,padahal hati nya jauh dari padaku"
Matius 15:9 "Percuma mereka beribadah kepada ku,sdg kan ajaran yg mereka ajarkan ialah perintah manusia"
Inilah perintah dalam Bible yang dikesampingkan :
Yohanes 17:13 Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.
Semestinya umat Kristen meng-Esa-kan Allah seperti sabda Yesus tersebut dan membersihkan ajarannya dari pengaruh orang-orang penyembah berhala, tidak malah mengadopsinya.
ALKITAB MENGUTUK POHON NATAL
Tidak ada perayaan Natal tanpa pohon Natal. Inilah yang saat ini dirayakan oleh orang-orang kafir dari golongan Kristen setiap tanggal 25 Desember. Padahal, sebagaimana dapat dibaca dari buku-buku sejarah, perayaan Natal dan pohon Natal sudah ada semenjak zaman dahulu kala, jauh sebelum Yesus dilahirkan. Perayaan Natal ini sesungguhnya merupakan tradisi lama dari para penganut penyembah berhala.
Barulah pada abad keempat Masehi perayaan Natal ini diadopsi menjadi perayaan kelahiran Yesus oleh orang-orang kafir Kristen. Padahal, bukan saja tidak mungkin Yesus dilahirkan pada tanggal 25 Desember, akan tetapi, tanggal 25 Desember itu sendiri diyakini sebagai tanggal lahirnya para berhala (tuhan-tuhan buatan manusia) yang disembah oleh orang-orang kafir pada masa jauh sebelum Yesus.
Secara tegas, Alkitab/Bibel mengutuk keras perayaan Natal dan pohon Natal, berikut petikan ayat-ayatnya:
Yeremia 10:2-4:
"Beginilah firman Tuhan: "Janganlah biasakan dirimu dengan tingkah langkah bangsa-bangsa, janganlah gentar terhadap tanda-tanda di langit, sekalipun bangsa-bangsa gentar terhadapnya. Sebab yang disegani bangsa-bangsa adalah kesia-siaan. Bukankah berhala itu pohon kayu yang ditebang orang dari hutan, yang dikerjakan dengan pahat oleh tangan tukang kayu? Orang memperindahnya dengan emas dan perak, orang memperkuatnya dengan paku dan palu supaya jangan goyang."
Jadi, Alkitab/Bibel sendiri dengan tegas mengutuk keras pembuatan pohon Natal. Mengapa umat Kristen yang mengklaim Alkitab sebagai pedoman hidupnya malah justru menodai firman Tuhannya sendiri?
SANTA
Untuk melacak asal-usul Sinterklas (Santa Claus), kita bisa membaca penelitian ilmuwan Kristen terkemuka di dunia. Setelah melakukan penelitian yang mendalam dari berbagai literatur dunia, Herbert W Armstrong (1892-1986), Pastur Worldwide Church of God dan pendiri Ambassador College membongkar kebohongan tentang Natal dalam buku The Plain Truth About Christmas. Tulisan tentang Sinterklas ditulis secara khusus dalam sub bab "Yes, And Even Santa Clause." Berikut kutipan yang diterjemahkan oleh Masyhud SM dalam buku Misteri Natal terbitan Pustaka Dai Surabaya:
Santa Claus bukan ajaran yang berasal dari paganisme, tetapi juga bukan ajaran Kristen. Sinterklas ini adalah ciptaan (baca: kebohongan) seorang pastur yang bernama "Santo Nicolas" yang hidup pada abad ke empat Masehi. Hal ini dijelaskan oleh Encyclopedia Britannica, volume 19 halaman 648-649, edisi kesebelas, yang berbunyi sebagai berikut:
"St. Nicholas, bishop of Myra, a saint honored by the Greeks and Latins on the 6th of December... A legend of his surreptitious bestowal of dowries on the three daughters of an impoverished citizen...is said to have originated the old custom of giving presents in secret on the Eve of St. Nicholas [Dec. 6], subsequently transferred to Christmas day. Hence the association of Christmas with Santa Claus..."
(St. Nicholas, adalah seorang pastur di Myra yang amat diagung-agungkan oleh orang-orang Yunani dan Latin setiap tanggal 6 Desember… Legenda ini berawal dari kebiasaannya yang suka memberikan hadiah secara sembunyi-sembunyi kepada tiga anak wanita miskin… untuk melestarikan kebiasaan lama dengan memberikan hadiah secara tersembunyi itu digabungkan ke dalam malam Natal. Akhirnya tarkaitlah antara hari Natal dan Santa Claus…).
Sungguh merupakan kejanggalan! Orang tua menghukum anaknya yang berkata bohong. Tetapi di saat menjelang Natal, mereka membohongi anak-anak dengan cerita Sinterklas yang memberikan hadiah di saat mereka tidur. Bukankah ini suatu keanehan, ketika anak-anak menginjak dewasa dan mengenal kebenaran, pasti akan beranggapan bahwa Tuhan hanyalah mitos atau dongeng belaka?
Dengan cara ini tidak sedikit orang yang merasa tertipu, dan mereka pun mengatakan:
"Ya, saya akan membongkar pula tentang mitos Yesus Kristus!"
Inikah ajaran Kristen yang mengajarkan mitos dan kebohongan kepada anak-anak? Padahal Tuhan sudah mengatakan: "Janganlah menjadi saksi palsu. Dan ada cara yang menurut manusia betul, tetapi sebenarnya itu adalah ke jalan kematian dan kesesatan."
Oleh karena itu, upacara "Si Santa Tua" itu juga merupakan Setan. Di dalam kitab suci telah dijelaskan dalam kitab 2 Korintus 11:14.
Perayaan Natal atau Christmas itu bukanlah ajaran Kristen yang sebenarnya, melainkan kebiasaan para penyembah berhala warisan Babilonia ribuan tahun yang lampau...
Dalam penutup tulisannya tentang Sinterklas, Herbert W Armstrong menyimpulkan bahwa perayaan Natal adalah tradisi penyembah berhala warisan Babilonia ribuan tahun yang lalu:
"And so when we examine the facts, we are astonished to learn that the practices of observing Christmas is not, after all, a true Christian practice, but a pagan custom - one of the ways of Babylon our people have fallen into."
Dari bukti-bukti nyata yang telah kita ungkap tadi dapatlah diambil kesimpulan, bahwa perayaan Natal atau Christmas itu bukanlah ajaran Kristen yang sebenarnya, melainkan kebiasaan para penyembah berhala (Paganis). Ia warisan dari kepercayaan kuno Babilonia ribuan tahun yang lampau.
http://www.voa-islam.com/islamia/christology/2009/12/21/2164/kontroversi-natalkebohongan-sinterklassosok-pemalas/
Santa Clause adlh rekayasa
http://ammakazi.wordpress.com/2008/11/29/santa-claus-sebuah-rekayasa/
Santa Clause merupakan legenda:
http://reformed.sabda.org/legenda_santa_claus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar