Pembelaan ke-4, Yesus satu hakikat dengan Bapa
Dalam Yohanes 10:30, di ayat ini Yesus berkata "Aku dan Bapa adalah satu". Satu artinya satu hakikat, berarti Yesus itu ya Allah sejati karena satu hakikat dengan Bapa.
Untuk memahami ayat Yohanes 10:30 perlu melihat kembali ayat-ayat sebelumnya terutama Yohanes 10:25 yang berbicara bahwa Yesus melakukan pekerjaan-pekerjaan dalam nama Bapa/Allah. Sebenarnya hal ini mudah dipahami dan bukan sesuatu yang 'wah', yang hebat. Mengapa demikian? Karena setiap kali melakukan pekerjaan apapun kita sebagai Muslim, memulainya dengan mengucap 'Bismillah' (dengan nama Allah). Dan seorang Muslim tidak lantas menjadi Allah itu sendiri ketika menyebutkan Basmalah. Maka 'satu' di sini menyatakan 'bersatu' dalam arti kias karena apa yang dilakukan oleh Yesus sebagai Nabi Allah tentu tak lepas dari wahyu Allah dan bukan kehendak pribadi.
Dan ayat-ayat setelah Yohanes 10:30 justru Yesus dengan tegas menyatakan diri bahwa kata-katanya bukanlah sebuah pengakuan bahwa dirinya adalah Allah.
Yohanes 10:36 mengapa kalian mengatakan Aku menghujat Allah karena berkata Aku Anak Allah? Padahal Aku dipilih oleh Bapa dan diutus ke dunia.
Mengenai ayat Yohanes 10:30, John Calvin seorang tokoh Kristen penganut Trinitas, dalam buku Commentary on the Gospel According to John berkata: "orang-orang zaman dulu menyalahgunakan ayat ini untuk membuktikan bahwa Kristus adalah dari zat yang sama dengan sang Bapa".
Pembelaan ke-5, Tomas menyebut Yesus Tuhan
Kalau Yesus bukanlah Allah, mengapa Tomas sebagai murid Yesus berkata: "Ya Tuhan dan Allahku"?
Jika mengikuti alur cerita dalam Bibel yang disebutkan dalam Injil Yohanes, maka urutannya adalah: Yesus disalib dan mati – pada hari ketiga Yesus bangkit – kabar kebangkitan diceritakan pada Tomas. Tomas meragukan kebangkitan Yesus yang telah diceritakan oleh teman-temannya hingga ia sampai berkata:
"Kalau saya belum melihat bekas paku pada tangan-Nya, belum menaruh jari saya pada bekas-bekas luka paku itu dan belum menaruh tangan saya pada lambung-Nya, sekali-kali saya tidak mau percaya." (Yohanes 20:25)
Dari kisah Bibel ini bisa dipahami bahwa Tomas dan murid-murid yang lain yakin betul Yesus telah benar-benar mati ketika disalib. Murid-murid yang lain percaya Yesus bangkit, tetapi Tomas tidak percaya. Nah, sebagai orang yang kenal betul tentang siapa Yesus, dan seandainya Tomas dan murid-murid telah mengenal Yesus sebagai Allah sejati, tentunya mereka tidak perlu cemas atau tidak percaya tentang kebangkitan Yesus.
Jika Tomas mengenal Yesus sebagai Allah sejati, maka dia tidak akan ragu apakah Yesus bangkit atau tidak, karena mereka dan orang-orang Yahudi paham betul bahwa ALLAH SEJATI TIDAK BISA MATI! Karena tidak bisa mati ya jelas tidak perlu bangkit dari kematian. Keraguan Tomas 'apakah Yesus bangkit atau tidak' justru hal itu jelas sekali membuktikan bahwa Tomas telah mengenal Yesus sebagai BUKAN ALLAH SEJATI, alias hanya seorang Nabi, manusia biasa.
Poin kedua, mari kita perhatikan konteks ayat Yohanes 20:28 itu. Dalam keadaan tidak percaya pada kabar berita kebangkitan Yesus, tiba-tiba Tomas melihat di depan mata kepalanya sendiri bahwa Yesus benar-benar bangkit sehingga seketika Tomas menjadi terkejut dan berseru Ya Tuhan dan Allahku!". Saat orang terkejut melihat tsunami yang sangat dahsyat, orang itu berkata "Ya Tuhan dan Allahku!" bukan berarti gelombang tsunami itu adalah Tuhan atau Allahnya, bukan? Ucapan "Ya Tuhan dan Allahku" itu adalah sebuah ekspresi keterkejutan.
Pembelaan ke-6, Yesus menciptakan alam semesta
Dalam Ibrani 1:2, Kolose 1:16 dan Yohanes 1:3 disebutkan peran-peran Yesus sebagai pencipta, bukankah itu berarti Yesus adalah Allah sejati?
Ayat-ayat diatas perlu sekali diperbandingkan dengan Wahyu 3:14 di mana disitu Yesus dikatakan sebagai 'ciptaan' Allah. Dalam Kolose 1:15, Yesus disebut sebagai ciptaan sulung. Membingungkan memang, bahwa menurut Bibel Yesus ternyata adalah pencipta manusia dan alam semesta dan ini hanya terdapat di Perjanjian Baru. Sedangkan dalam ayat lain terutama di Perjanjian Lama, Sang Pencipta adalah Yahweh.
Apa yang diperbuat Yesus tidaklah berasal dari kuasanya sendiri, tapi Yesus TELAH DIBERI KUASA oleh Allah-nya. Hal ini tertulis sangat jelas dalam Matius 28:18.
Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku [kepada Yesus] telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.
Maka makin jelaslah bahwa ayat-ayat dalam Bibel tidak pernah menyebut bahwa Yesus adalah Allah. Justru ayat-ayat tersebut membuktikan bahwa Yesus adalah manusia, mahluk, ciptaan bukan sang pencipta.
Kesimpulan:
Gereja saat ini bersikukuh mempertahankan konsep Trinitas walaupun sama sekali tidak mempunyai landasan kitab suci, baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Bahkan umat Kristen awal sebelum terjadinya Konsili Nicea tahun 325 M, tidak mengenal konsep Trinitas. Yang mereka yakini saat itu bahwa Tuhan adalah satu, ALLAH. Dan Isa as (Yesus) adalah seorang nabi (manusia).
Catatan: Baca artikel sebelumnya: Alasan Membenarkan Trinitas
Sumber: http://mediaumat.com/kristologi.html
Oleh: Hj Irena Handono, Pakar Kristologi, Pendiri Irena Center.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar